WhatsApp Icon
Keberkahan Puasa Senin Kamis Amalan Sunnah yang Sarat Doa dan Keutamaan

Puasa Senin–Kamis adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi menjadi jalan untuk memperbanyak doa, memperhalus jiwa, serta mengundang rahmat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Dalil Dianjurkannya Puasa Senin–Kamis

Rasulullah SAW bersabda:

“Amal perbuatan manusia diperiksa pada hari Senin dan Kamis. Maka aku sangat suka ketika amal perbuatanku diperiksa, aku dalam keadaan berpuasa.”
(HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menyampaikan alasan lain mengapa beliau senang berpuasa pada hari Senin:

“Itu adalah hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku.”
(HR. Muslim)

Dari dua hadis ini, terlihat bahwa puasa Senin–Kamis bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga mengikuti sunnah yang sangat dicintai Rasulullah SAW.

Doa Puasa Senin–Kamis

Niat Puasa Senin–Kamis (dibaca malam hari):
“Nawaitu shauma yaumil itsnaini sunnatan lillahi ta‘ala.”
(Aku niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.)
atau
“Nawaitu shauma yaumil khomiisi sunnatan lillahi ta‘ala.”
(Aku niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.)

Doa Berbuka Puasa:
“Dzahabazh-zhama’ wabtallatil ‘uruq wa tsabatal ajru insyaAllah.”
“Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan telah ditetapkan pahala, insyaAllah.”

Keutamaan Puasa Senin–Kamis

  1. Pintu Doa Lebih Terbuka
    Ketika seseorang berpuasa, hatinya lebih tenang, lisannya lebih terjaga, dan doanya lebih khusyuk.
  2. Peluang Diampuni Dosa
    Puasa adalah tameng dari perbuatan buruk dan media penyucian diri dari dosa kecil.
  3. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
    Dengan rutin berpuasa Senin–Kamis, seorang muslim mengikuti amalan yang sangat dicintai oleh Nabi.
  4. Meningkatkan Kualitas Spiritual dan Kesabaran
    Aktivitas menahan diri melatih kesabaran dan keteguhan hati.

Penutup: Amalan Puasa dan Kebaikan Sosial

Ibadah puasa bukan hanya mengajarkan kesabaran, tetapi juga menumbuhkan kepekaan terhadap sesama. Ketika kita merasakan lapar dan dahaga, kita semakin memahami bahwa di luar sana masih banyak saudara yang membutuhkan uluran tangan.

Oleh karena itu, marilah kita sempurnakan ibadah sunnah kita dengan memperbanyak sedekah, infak, dan zakat. Melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat, kebaikan Anda akan dikelola secara amanah, tepat sasaran, dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Ayo tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Tubaba - bersama kita menghadirkan keberkahan untuk umat.

20/11/2025 | Kontributor: Samsul
Niat Puasa Qadha Ramadhan Panduan Lengkap Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Namun, dalam kondisi tertentu seseorang dibolehkan tidak berpuasa—seperti sakit, bepergian, haid, nifas, atau sebab syar’i lainnya. Kewajiban ini kemudian harus diganti (qadha) di hari lain.

Agar qadha puasa sah, seseorang harus mengetahui niat, waktu niat, serta dasar hukumnya dalam syariat.

1. Dalil Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 184:

“Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.”

Ayat ini menjadi landasan kuat bahwa orang yang memiliki uzur boleh meninggalkan puasa Ramadhan, namun wajib menggantinya pada hari lain.

 

2. Dalil Hadis Nabi

Dari Aisyah RA:

“Aku pernah memiliki hutang puasa Ramadhan, maka aku tidak mengqadhanya kecuali pada bulan Sya’ban.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa qadha puasa adalah kewajiban yang harus dipenuhi ketika telah selesai dari uzur.

Lafal Niat Qadha (Latin – Arti)

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha'i Ramadhona lillahi ta'ala?.

Artinya:
“Aku berniat berpuasa esok hari untuk mengganti puasa Ramadhan karena Allah Ta’ala.”

 

Kapan Waktu Niat Puasa Qadha?

Dalam mazhab Syafi’i — yang menjadi pedoman mayoritas muslim Indonesia — niat puasa qadha harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis:

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa tidak berniat puasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasai)

Karena qadha adalah puasa wajib, maka niat harus dilakukan sebelum Subuh.

 

Hikmah dan Keutamaan Menyegerakan Qadha Puasa

  1. Menunaikan amanah ibadah yang masih menjadi tanggungan.
  2. Menunjukkan kesungguhan taat kepada Allah SWT.
  3. Menghindari dosa karena menunda tanpa alasan yang dibenarkan.
  4. Membiasakan disiplin dalam ibadah.

Puasa qadha merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan karena uzur. Dengan memahami dalil Al-Qur’an, hadis, serta lafal niat yang benar, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan sempurna sesuai tuntunan syariat.

Semoga Allah memudahkan kita untuk menunaikan semua kewajiban ibadah dan menerima amal-amal kita. Aamiin.

 

 

17/11/2025 | Kontributor: Samsul
Sedekah Abu Bakar Menggetarkan Langit Apa Sedekah Terbaikmu Hari Ini?

Jumat adalah hari penuh keberkahan, pintu-pintu kebaikan dibuka lebih luas, dan pahala dilipatgandakan. Di antara amalan yang sangat dianjurkan pada hari ini adalah sedekah, sebuah ibadah yang sejak zaman Rasulullah ? menjadi tradisi mulia para sahabat.

Pada masa Rasulullah ?, kaum muslimin sangat menjunjung tinggi semangat berbagi. Mereka tidak menunggu kaya untuk memberi; cukup dengan niat tulus dan apa pun yang mereka miliki.

Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah Utsman bin Affan r.a. saat kaum muslimin mengalami masa kekeringan. Ketika sumber air hampir habis, Utsman membeli sumur milik seorang Yahudi dan menghibahkan seluruh airnya untuk kaum muslimin. Tindakannya itu menjadi penyelamat banyak keluarga di Madinah.

Di kesempatan lain, para sahabat berlomba-lomba bersedekah setelah Rasulullah ? mengajak mereka membantu kaum fakir. Umar bin Khattab r.a. membawa setengah hartanya, sementara Abu Bakar r.a. membawa seluruh hartanya. Ketika Rasulullah ? bertanya apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab:
“Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”

Semangat inilah yang membuat umat Islam pada masa itu kuat, bersatu, dan dilimpahi keberkahan.

Allah ? berfirman:

"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki."
(QS. Al-Baqarah: 261)

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah tidak akan pernah berkurang — justru bertambah berlipat-lipat ganda.

Allah juga memerintahkan:

"Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya."
(QS. Saba’: 39)

Bukan manusia yang menjamin balasannya, tetapi Allah langsung yang memberikan jaminan rezeki.

Rasulullah ? bersabda:

“Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api.”
(HR. Tirmidzi)

Dan khusus di hari Jumat, para ulama menjelaskan bahwa sedekah menjadi lebih utama karena ia berbarengan dengan hari paling mulia dalam sepekan – hari ketika doa-doa mustajab, pahala dilipatgandakan, dan rahmat Allah turun.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam Zadul Ma’ad:
“Sedekah pada hari Jumat dibandingkan dengan sedekah pada hari-hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadan.”

Artinya, Jumat adalah momentum emas untuk membuka pintu-pintu keberkahan melalui sedekah.

Di zaman Rasulullah ?, sedekah menjadi penguat peradaban umat: membebaskan budak, membantu fakir miskin, memerdekakan dari kelaparan, dan memperkuat ukhuwah.

Kini, semangat itu dapat kita hidupkan kembali dengan bersedekah secara terstruktur, amanah, dan tepat sasaran. Salah satunya melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Tulang Bawang Barat, yang mengelola zakat, infak, dan sedekah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan—mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi hingga bantuan kemanusiaan.

Jadikan hari Jumat sebagai hari berbagi terbaikmu.
Bukalah pintu rezeki, hapuskan dosa, dan raih keberkahan seperti teladan Rasulullah ? dan para sahabat.

 

Ayo tunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat
Bersama kita kuat, bersama kita salurkan manfaat untuk ummat.

14/11/2025 | Kontributor: Samsul
Sedekah dan Kasih Rasulullah kepada Si Buta Yahudi

Di pinggir pasar Madinah, duduk seorang lelaki tua buta dari kalangan Yahudi.
Setiap hari ia mencaci Rasulullah ? kepada siapa pun yang lewat, tanpa tahu siapa sebenarnya beliau.
Namun Rasulullah ? yang penuh kasih dan sabar tidak membalas kebencian itu dengan kemarahan.

Setiap pagi, beliau datang membawa makanan dan menyuapi lelaki buta itu dengan lembut, tanpa memperkenalkan diri.
Beliau menghaluskan makanannya agar mudah ditelan, menyuapinya penuh kasih, hingga si buta merasa tenang dan kenyang.

Begitulah setiap hari.
Sampai akhirnya Rasulullah ? wafat.

Beberapa hari kemudian, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. meneruskan kebiasaan mulia itu.
Ketika beliau mencoba menyuapi si buta, orang itu langsung berkata:

“Siapakah engkau? Engkau bukan orang yang biasa memberiku makan!
Orang yang biasa menyuapiku selalu melembutkan makanannya, dan dari tangannya terasa kasih sayang dan kelembutan.”

Mendengar itu, Abu Bakar menangis dan berkata:

“Wahai orang tua, yang biasa menyuapimu itu adalah Muhammad Rasulullah ?.”

Si buta terdiam, lalu menangis tersedu.

“Selama ini aku mencacinya... padahal ia menyuapiku dengan kasih. Betapa mulia akhlaknya.”

Sejak hari itu, si buta memeluk Islam, tersentuh oleh cinta dan sedekah Nabi yang tulus.

  1. Surah Al-Baqarah [2]: 267

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik..."

Ayat ini menegaskan kewajiban memberi dari harta terbaik — sebagaimana Rasulullah ? memberi bukan karena sisa, tapi karena cinta.

  1. Surah Al-Insan [76]: 8–9

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (seraya berkata): Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan terima kasih darimu.”

Ayat ini menggambarkan ketulusan dalam sedekah, persis seperti akhlak Rasulullah ? yang memberi tanpa pamrih, bahkan kepada yang memusuhinya.

  1. Surah An-Nahl [16]: 90

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.”

Rasulullah ? menerapkan ayat ini secara nyata — membalas kebencian dengan kebajikan.

  1. HR. Muslim (2588):

“Sedekah tidak akan mengurangi harta, dan Allah tidak menambah bagi seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan.”

Rasulullah ? menunjukkan bahwa sedekah justru menambah keberkahan dan kemuliaan.

  1. HR. Tirmidzi (1970):

“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Rasulullah ? menjadi teladan utama dalam memberi manfaat, tanpa memandang suku, agama, atau kebencian.

  1. HR. Bukhari dan Muslim:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Kisah ini adalah cerminan sempurna dari misi beliau — menyempurnakan akhlak lewat kasih dan sedekah.

  • Sedekah bukan hanya tentang harta, tapi tentang hati yang lembut dan niat yang tulus.
  • Memberi kepada orang yang tidak seagama pun adalah bagian dari akhlak Islam yang luhur.
  • Kelembutan mampu menaklukkan hati yang keras, lebih kuat dari kata-kata atau kekuasaan.

Mari meneladani Rasulullah ? —
menebar kasih, membantu sesama, dan menghidupkan semangat zakat, infak, dan sedekah.
Salurkan melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat, agar kebaikanmu menjadi cahaya bagi sesama.

 

“Apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya.”
QS. Saba’ [34]: 39

13/11/2025 | Kontributor: Samsul
Sedekah yang Menggetarkan Langit Belajar dari Keikhlasan Sahabat Nabi

Pada suatu masa yang panas dan penuh ujian, Rasulullah ? memanggil umatnya untuk bersiap menghadapi Perang Tabuk. Perjalanan yang jauh, bekal yang sangat minim, dan kondisi yang begitu berat membuat seluruh kaum muslimin diuji keimanannya.

Di tengah kecemasan dan kekurangan itu, Rasulullah ? mengajak para sahabat berinfak untuk perjuangan Islam.

Para sahabat besar berdatangan membawa harta mereka.
Utsman bin Affan r.a. datang dengan kafilah penuh perbekalan, hingga Rasulullah ? memuji sedekahnya,

“Tidak ada lagi yang membahayakan Utsman setelah hari ini.”

Namun di sisi lain, berdiri seorang lelaki sederhana bernama Abu Aqil r.a.
Ia hanya seorang buruh kasar. Malam itu ia bekerja keras, memeras keringat demi sekadar mendapat dua genggam kurma. Hasil yang sangat sedikit… tapi itu seluruh yang ia miliki.

Ia menatap kurma itu lama.
Kalau ia sedekahkan semuanya, keluarganya akan lapar.
Namun jika ia tidak bersedekah, hatinya terasa sempit.

Akhirnya ia bawa satu genggam kurma kepada Rasulullah ?.

Dengan suara rendah ia berkata,

“Wahai Rasulullah, ini adalah sedekahku. Satu genggam untuk keluargaku, dan satu genggam ini untuk Allah dan Rasul-Nya.”

Beberapa orang menertawakannya:

“Hanya itu? Sedekah kecil seperti ini tak akan berarti!”

Mereka meremehkan apa yang bagi Abu Aqil adalah pengorbanan besar.

Namun Rasulullah ? memandang sedekah kecil itu dengan penuh bangga.
Beliau bersabda tegas:

“Sedekah Abu Aqil lebih berat timbangannya di sisi Allah daripada gunung emas.”
(HR. Thabrani)

Mengapa?
Karena yang sedikit dengan keikhlasan sempurna lebih mulia daripada yang banyak tanpa hati.

Sedekah Abu Aqil bukan hanya membantu perjuangan saat itu…
Tetapi menggetarkan langit, menjadi cahaya bagi dirinya di dunia dan akhirat.

Berapapun harta kita, selalu ada ruang untuk berbagi.
Karena sedekah bukan tentang mampu atau tidak…
Tetapi tentang kepercayaan bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba yang memberi karena-Nya.

Setiap rupiah yang kita keluarkan:
Menyambung rezeki keluarga duafa
Menjadi napas kehidupan bagi yang sakit
Menjadi ilmu bagi anak-anak yatim
Menjadi pondasi kuatnya umat Islam

Hari ini, kesempatan itu ada di depan kita.
Masih banyak saudara kita di Tulang Bawang Barat yang menunggu uluran tangan.
Kita bisa menjadi pahlawan dalam diam, seperti Abu Aqil r.a.

Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah terbaik Anda melalui:

BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat
Amanah • Tepat Sasaran • Menguatkan Sesama

 

Karena…
Kebaikanmu hari ini mungkin menjadi penyelamat bagi seseorang besok.
Dan siapa tahu?
Kelak, sedekahmu akan menjadi cahaya yang paling menggetarkan langit.

11/11/2025 | Kontributor: Samsul

Artikel Terbaru

Keberkahan Puasa Senin Kamis Amalan Sunnah yang Sarat Doa dan Keutamaan
Keberkahan Puasa Senin Kamis Amalan Sunnah yang Sarat Doa dan Keutamaan
Puasa Senin–Kamis adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi menjadi jalan untuk memperbanyak doa, memperhalus jiwa, serta mengundang rahmat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Dalil Dianjurkannya Puasa Senin–Kamis Rasulullah SAW bersabda: “Amal perbuatan manusia diperiksa pada hari Senin dan Kamis. Maka aku sangat suka ketika amal perbuatanku diperiksa, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Tirmidzi) Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menyampaikan alasan lain mengapa beliau senang berpuasa pada hari Senin: “Itu adalah hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku.” (HR. Muslim) Dari dua hadis ini, terlihat bahwa puasa Senin–Kamis bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga mengikuti sunnah yang sangat dicintai Rasulullah SAW. Doa Puasa Senin–Kamis Niat Puasa Senin–Kamis (dibaca malam hari): “Nawaitu shauma yaumil itsnaini sunnatan lillahi ta‘ala.” (Aku niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.) atau “Nawaitu shauma yaumil khomiisi sunnatan lillahi ta‘ala.” (Aku niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.) Doa Berbuka Puasa: “Dzahabazh-zhama’ wabtallatil ‘uruq wa tsabatal ajru insyaAllah.” “Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan telah ditetapkan pahala, insyaAllah.” Keutamaan Puasa Senin–Kamis Pintu Doa Lebih Terbuka Ketika seseorang berpuasa, hatinya lebih tenang, lisannya lebih terjaga, dan doanya lebih khusyuk. Peluang Diampuni Dosa Puasa adalah tameng dari perbuatan buruk dan media penyucian diri dari dosa kecil. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW Dengan rutin berpuasa Senin–Kamis, seorang muslim mengikuti amalan yang sangat dicintai oleh Nabi. Meningkatkan Kualitas Spiritual dan Kesabaran Aktivitas menahan diri melatih kesabaran dan keteguhan hati. Penutup: Amalan Puasa dan Kebaikan Sosial Ibadah puasa bukan hanya mengajarkan kesabaran, tetapi juga menumbuhkan kepekaan terhadap sesama. Ketika kita merasakan lapar dan dahaga, kita semakin memahami bahwa di luar sana masih banyak saudara yang membutuhkan uluran tangan. Oleh karena itu, marilah kita sempurnakan ibadah sunnah kita dengan memperbanyak sedekah, infak, dan zakat. Melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat, kebaikan Anda akan dikelola secara amanah, tepat sasaran, dan memberi manfaat luas bagi masyarakat. Ayo tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Tubaba - bersama kita menghadirkan keberkahan untuk umat.
ARTIKEL20/11/2025 | Samsul
Niat Puasa Qadha Ramadhan Panduan Lengkap Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Niat Puasa Qadha Ramadhan Panduan Lengkap Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Namun, dalam kondisi tertentu seseorang dibolehkan tidak berpuasa—seperti sakit, bepergian, haid, nifas, atau sebab syar’i lainnya. Kewajiban ini kemudian harus diganti (qadha) di hari lain. Agar qadha puasa sah, seseorang harus mengetahui niat, waktu niat, serta dasar hukumnya dalam syariat. 1. Dalil Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 184: “Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” Ayat ini menjadi landasan kuat bahwa orang yang memiliki uzur boleh meninggalkan puasa Ramadhan, namun wajib menggantinya pada hari lain. 2. Dalil Hadis Nabi Dari Aisyah RA: “Aku pernah memiliki hutang puasa Ramadhan, maka aku tidak mengqadhanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa qadha puasa adalah kewajiban yang harus dipenuhi ketika telah selesai dari uzur. Lafal Niat Qadha (Latin – Arti) Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha'i Ramadhona lillahi ta'ala?. Artinya: “Aku berniat berpuasa esok hari untuk mengganti puasa Ramadhan karena Allah Ta’ala.” Kapan Waktu Niat Puasa Qadha? Dalam mazhab Syafi’i — yang menjadi pedoman mayoritas muslim Indonesia — niat puasa qadha harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak berniat puasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasai) Karena qadha adalah puasa wajib, maka niat harus dilakukan sebelum Subuh. Hikmah dan Keutamaan Menyegerakan Qadha Puasa Menunaikan amanah ibadah yang masih menjadi tanggungan. Menunjukkan kesungguhan taat kepada Allah SWT. Menghindari dosa karena menunda tanpa alasan yang dibenarkan. Membiasakan disiplin dalam ibadah. Puasa qadha merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan karena uzur. Dengan memahami dalil Al-Qur’an, hadis, serta lafal niat yang benar, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan sempurna sesuai tuntunan syariat. Semoga Allah memudahkan kita untuk menunaikan semua kewajiban ibadah dan menerima amal-amal kita. Aamiin.
ARTIKEL17/11/2025 | Samsul
Sedekah Abu Bakar Menggetarkan Langit Apa Sedekah Terbaikmu Hari Ini?
Sedekah Abu Bakar Menggetarkan Langit Apa Sedekah Terbaikmu Hari Ini?
Jumat adalah hari penuh keberkahan, pintu-pintu kebaikan dibuka lebih luas, dan pahala dilipatgandakan. Di antara amalan yang sangat dianjurkan pada hari ini adalah sedekah, sebuah ibadah yang sejak zaman Rasulullah ? menjadi tradisi mulia para sahabat. Pada masa Rasulullah ?, kaum muslimin sangat menjunjung tinggi semangat berbagi. Mereka tidak menunggu kaya untuk memberi; cukup dengan niat tulus dan apa pun yang mereka miliki. Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah Utsman bin Affan r.a. saat kaum muslimin mengalami masa kekeringan. Ketika sumber air hampir habis, Utsman membeli sumur milik seorang Yahudi dan menghibahkan seluruh airnya untuk kaum muslimin. Tindakannya itu menjadi penyelamat banyak keluarga di Madinah. Di kesempatan lain, para sahabat berlomba-lomba bersedekah setelah Rasulullah ? mengajak mereka membantu kaum fakir. Umar bin Khattab r.a. membawa setengah hartanya, sementara Abu Bakar r.a. membawa seluruh hartanya. Ketika Rasulullah ? bertanya apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab: “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Semangat inilah yang membuat umat Islam pada masa itu kuat, bersatu, dan dilimpahi keberkahan. Allah ? berfirman: "Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Baqarah: 261) Ayat ini menunjukkan bahwa setiap sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah tidak akan pernah berkurang — justru bertambah berlipat-lipat ganda. Allah juga memerintahkan: "Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya." (QS. Saba’: 39) Bukan manusia yang menjamin balasannya, tetapi Allah langsung yang memberikan jaminan rezeki. Rasulullah ? bersabda: “Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi) Dan khusus di hari Jumat, para ulama menjelaskan bahwa sedekah menjadi lebih utama karena ia berbarengan dengan hari paling mulia dalam sepekan – hari ketika doa-doa mustajab, pahala dilipatgandakan, dan rahmat Allah turun. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam Zadul Ma’ad: “Sedekah pada hari Jumat dibandingkan dengan sedekah pada hari-hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadan.” Artinya, Jumat adalah momentum emas untuk membuka pintu-pintu keberkahan melalui sedekah. Di zaman Rasulullah ?, sedekah menjadi penguat peradaban umat: membebaskan budak, membantu fakir miskin, memerdekakan dari kelaparan, dan memperkuat ukhuwah. Kini, semangat itu dapat kita hidupkan kembali dengan bersedekah secara terstruktur, amanah, dan tepat sasaran. Salah satunya melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Tulang Bawang Barat, yang mengelola zakat, infak, dan sedekah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan—mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi hingga bantuan kemanusiaan. Jadikan hari Jumat sebagai hari berbagi terbaikmu. Bukalah pintu rezeki, hapuskan dosa, dan raih keberkahan seperti teladan Rasulullah ? dan para sahabat. Ayo tunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat Bersama kita kuat, bersama kita salurkan manfaat untuk ummat.
ARTIKEL14/11/2025 | Samsul
Sedekah dan Kasih Rasulullah kepada Si Buta Yahudi
Sedekah dan Kasih Rasulullah kepada Si Buta Yahudi
Di pinggir pasar Madinah, duduk seorang lelaki tua buta dari kalangan Yahudi. Setiap hari ia mencaci Rasulullah ? kepada siapa pun yang lewat, tanpa tahu siapa sebenarnya beliau. Namun Rasulullah ? yang penuh kasih dan sabar tidak membalas kebencian itu dengan kemarahan. Setiap pagi, beliau datang membawa makanan dan menyuapi lelaki buta itu dengan lembut, tanpa memperkenalkan diri. Beliau menghaluskan makanannya agar mudah ditelan, menyuapinya penuh kasih, hingga si buta merasa tenang dan kenyang. Begitulah setiap hari. Sampai akhirnya Rasulullah ? wafat. Beberapa hari kemudian, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. meneruskan kebiasaan mulia itu. Ketika beliau mencoba menyuapi si buta, orang itu langsung berkata: “Siapakah engkau? Engkau bukan orang yang biasa memberiku makan! Orang yang biasa menyuapiku selalu melembutkan makanannya, dan dari tangannya terasa kasih sayang dan kelembutan.” Mendengar itu, Abu Bakar menangis dan berkata: “Wahai orang tua, yang biasa menyuapimu itu adalah Muhammad Rasulullah ?.” Si buta terdiam, lalu menangis tersedu. “Selama ini aku mencacinya... padahal ia menyuapiku dengan kasih. Betapa mulia akhlaknya.” Sejak hari itu, si buta memeluk Islam, tersentuh oleh cinta dan sedekah Nabi yang tulus. Surah Al-Baqarah [2]: 267 "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik..." Ayat ini menegaskan kewajiban memberi dari harta terbaik — sebagaimana Rasulullah ? memberi bukan karena sisa, tapi karena cinta. Surah Al-Insan [76]: 8–9 “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (seraya berkata): Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan terima kasih darimu.” Ayat ini menggambarkan ketulusan dalam sedekah, persis seperti akhlak Rasulullah ? yang memberi tanpa pamrih, bahkan kepada yang memusuhinya. Surah An-Nahl [16]: 90 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.” Rasulullah ? menerapkan ayat ini secara nyata — membalas kebencian dengan kebajikan. HR. Muslim (2588): “Sedekah tidak akan mengurangi harta, dan Allah tidak menambah bagi seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan.” Rasulullah ? menunjukkan bahwa sedekah justru menambah keberkahan dan kemuliaan. HR. Tirmidzi (1970): “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Rasulullah ? menjadi teladan utama dalam memberi manfaat, tanpa memandang suku, agama, atau kebencian. HR. Bukhari dan Muslim: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Kisah ini adalah cerminan sempurna dari misi beliau — menyempurnakan akhlak lewat kasih dan sedekah. Sedekah bukan hanya tentang harta, tapi tentang hati yang lembut dan niat yang tulus. Memberi kepada orang yang tidak seagama pun adalah bagian dari akhlak Islam yang luhur. Kelembutan mampu menaklukkan hati yang keras, lebih kuat dari kata-kata atau kekuasaan. Mari meneladani Rasulullah ? — menebar kasih, membantu sesama, dan menghidupkan semangat zakat, infak, dan sedekah. Salurkan melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat, agar kebaikanmu menjadi cahaya bagi sesama. “Apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya.” — QS. Saba’ [34]: 39
ARTIKEL13/11/2025 | Samsul
Sedekah yang Menggetarkan Langit Belajar dari Keikhlasan Sahabat Nabi
Sedekah yang Menggetarkan Langit Belajar dari Keikhlasan Sahabat Nabi
Pada suatu masa yang panas dan penuh ujian, Rasulullah ? memanggil umatnya untuk bersiap menghadapi Perang Tabuk. Perjalanan yang jauh, bekal yang sangat minim, dan kondisi yang begitu berat membuat seluruh kaum muslimin diuji keimanannya. Di tengah kecemasan dan kekurangan itu, Rasulullah ? mengajak para sahabat berinfak untuk perjuangan Islam. Para sahabat besar berdatangan membawa harta mereka. Utsman bin Affan r.a. datang dengan kafilah penuh perbekalan, hingga Rasulullah ? memuji sedekahnya, “Tidak ada lagi yang membahayakan Utsman setelah hari ini.” Namun di sisi lain, berdiri seorang lelaki sederhana bernama Abu Aqil r.a. Ia hanya seorang buruh kasar. Malam itu ia bekerja keras, memeras keringat demi sekadar mendapat dua genggam kurma. Hasil yang sangat sedikit… tapi itu seluruh yang ia miliki. Ia menatap kurma itu lama. Kalau ia sedekahkan semuanya, keluarganya akan lapar. Namun jika ia tidak bersedekah, hatinya terasa sempit. Akhirnya ia bawa satu genggam kurma kepada Rasulullah ?. Dengan suara rendah ia berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah sedekahku. Satu genggam untuk keluargaku, dan satu genggam ini untuk Allah dan Rasul-Nya.” Beberapa orang menertawakannya: “Hanya itu? Sedekah kecil seperti ini tak akan berarti!” Mereka meremehkan apa yang bagi Abu Aqil adalah pengorbanan besar. Namun Rasulullah ? memandang sedekah kecil itu dengan penuh bangga. Beliau bersabda tegas: “Sedekah Abu Aqil lebih berat timbangannya di sisi Allah daripada gunung emas.” (HR. Thabrani) Mengapa? Karena yang sedikit dengan keikhlasan sempurna lebih mulia daripada yang banyak tanpa hati. Sedekah Abu Aqil bukan hanya membantu perjuangan saat itu… Tetapi menggetarkan langit, menjadi cahaya bagi dirinya di dunia dan akhirat. Berapapun harta kita, selalu ada ruang untuk berbagi. Karena sedekah bukan tentang mampu atau tidak… Tetapi tentang kepercayaan bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba yang memberi karena-Nya. Setiap rupiah yang kita keluarkan: Menyambung rezeki keluarga duafa Menjadi napas kehidupan bagi yang sakit Menjadi ilmu bagi anak-anak yatim Menjadi pondasi kuatnya umat Islam Hari ini, kesempatan itu ada di depan kita. Masih banyak saudara kita di Tulang Bawang Barat yang menunggu uluran tangan. Kita bisa menjadi pahlawan dalam diam, seperti Abu Aqil r.a. Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah terbaik Anda melalui: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat Amanah • Tepat Sasaran • Menguatkan Sesama Karena… Kebaikanmu hari ini mungkin menjadi penyelamat bagi seseorang besok. Dan siapa tahu? Kelak, sedekahmu akan menjadi cahaya yang paling menggetarkan langit.
ARTIKEL11/11/2025 | Samsul
Hikmah Jumat Di Dalam Zakat Ada Pertolongan Allah
Hikmah Jumat Di Dalam Zakat Ada Pertolongan Allah
Zakat bukan sekadar kewajiban, tapi jalan menuju keberkahan dan pertolongan Allah bagi siapa pun yang menunaikannya. Dalam setiap rupiah yang dikeluarkan di jalan Allah, tersimpan doa mustajab: “Allah pasti menolong hamba-Nya yang menolong sesama.” Ketika zakat dikelola dengan amanah dan tepat sasaran, ia menjelma menjadi kekuatan sosial yang luar biasa. Zakat menumbuhkan kemandirian, membuka peluang ekonomi mustahik, menghapus kesenjangan, serta menjaga kehormatan mereka yang membutuhkan. Melalui kegiatan Sosialisasi Indeks Zakat Nasional (IZN) 2025 dan Audit Internal Baznas se-Provinsi Lampung, Gubernur Lampung Mirza Djausal menegaskan pentingnya membangun kepercayaan umat kepada lembaga zakat yang transparan, profesional, dan berdampak nyata bagi masyarakat. “Semakin baik pengelolaan zakat, semakin besar manfaat yang dirasakan umat, dan semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS,” tegasnya. Inisiatif Gerakan Sadar Zakat yang digagas Gubernur Mirza pun membuahkan hasil gemilang — pengumpulan zakat di Lampung meningkat hingga 500 persen. Ini bukti nyata bahwa semangat berbagi dapat tumbuh pesat saat kepercayaan masyarakat dibangun dengan baik. Zakat yang dikelola dengan amanah bukan hanya menguatkan lembaga, tetapi juga menghadirkan keberkahan dan pertolongan Allah bagi seluruh masyarakat. Umat yang kuat adalah mereka yang saling menolong, saling menguatkan, dan saling memastikan bahwa tidak ada satu pun saudara yang tertinggal dalam keterbatasan. Mari turut serta dalam gerakan kebaikan ini. Salurkan Zakat, Infak, dan Sedekah Anda ke: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat Menjadi perantara amanah, menyampaikan keberkahan hingga tepat sasaran Klik sekarang untuk tunaikan kewajiban dan wujudkan kepedulian: www.kabtubaba.baznas.go.id Karena di dalam zakat, ada pertolongan Allah yang pasti datang tepat pada waktunya.
ARTIKEL07/11/2025 | Samsul
Harta Tak Berkurang karena Zakat, Hidup Justru Penuh Keajaiban
Harta Tak Berkurang karena Zakat, Hidup Justru Penuh Keajaiban
Hari Jumat adalah hari mulia, hari di mana pintu keberkahan dan ampunan terbuka lebar. Di antara bentuk ibadah yang Allah cintai adalah Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Tiga amalan ini bukan hanya membersihkan harta, tetapi menjadi jalan turunnya pertolongan Allah bagi umat yang saling menolong. Allah berjanji dalam Al-Qur’an: “Dan apa saja yang kamu nafkahkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39) Dalam setiap kebaikan yang kita keluarkan, Allah menjadikan manfaatnya berlipat: Menguatkan umat yang lemah Menjaga kehormatan sesama Menyuburkan harta si pemberi Bupati Kabupaten Tulang Bawang Barat menyampaikan motivasi penting kepada seluruh masyarakat: “Kita ingin membangun Tubaba bukan hanya dari bangunan yang berdiri kokoh, tetapi dari kuatnya kepedulian dan gotong royong umat. Mari kuatkan peran BAZNAS Tubaba sebagai lembaga amanah untuk menyalurkan ZIS kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.” Ajakan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan daerah tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga keterlibatan umat dalam berbagi keberkahan. Zakat yang Amanah, Manfaat yang Nyata Dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, setiap ZIS yang dikelola BAZNAS Tubaba telah menjadi: Bantuan bagi keluarga kurang mampu Akses kesehatan bagi yang sakit dan membutuhkan Dukungan pendidikan anak-anak mustahik Penguatan ekonomi agar mustahik naik kelas Semua itu adalah buah dari kepedulian kita bersama. Jadikan Jumat Ini Lebih Bermakna Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui lembaga resmi daerah: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat Amanah • Profesional • Tepat Sasaran Klik untuk berbagi kebaikan: www.kabtubaba.baznas.go.id Ajak keluarga dan sahabat: “Sebelum kita memohon pertolongan Allah, mari kita jadi pertolongan bagi sesama.” Semoga Allah menerima setiap amal kebaikan kita dan memberi keberkahan bagi Kabupaten Tulang Bawang Barat. Aamiin. #HikmahJumat #BaznasTubaba #ZISUntukKebaikan #TubabaBerbagi #JumatBerkah #SemestaKebaikan
ARTIKEL07/11/2025 | Samsul
5 Kunci Hidup Ikhlas Seni Menemukan Ketenangan Batin dalam Islam
5 Kunci Hidup Ikhlas Seni Menemukan Ketenangan Batin dalam Islam
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern—deadline, tuntutan sosial, dan persaingan tak terlihat—banyak orang merindukan satu hal yang paling sederhana: ketenangan hati. Namun, ketenangan tidak datang dari kepemilikan materi atau pujian manusia. Ia tumbuh dari satu amalan hati yang agung: ikhlas. Ikhlas adalah jalan menuju kebebasan batin. Tapi pertanyaannya: bagaimana cara hidup ikhlas dalam keseharian yang penuh tekanan ini? Banyak yang tahu pentingnya ikhlas, tapi tak semua tahu bagaimana mempraktikkannya secara nyata. Berikut adalah lima kunci hidup ikhlas berdasarkan nilai-nilai Islam yang bisa mulai kita latih sejak sekarang… 1 Menyadari Bahwa Segala Sesuatu Datang dari Allah Ketika kita meyakini sepenuhnya bahwa segala kejadian sudah Allah tetapkan, hati akan lebih siap menerima kenyataan, baik manis maupun pahit. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid: 22–23: Tidak ada musibah yang menimpa... melainkan sudah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Kesadaran ini mengajarkan: Tidak iri pada keberhasilan orang lain Tidak berlebihan dalam kecewa saat gagal Tidak gelisah pada sesuatu yang di luar kendali Ucapan sederhana seperti: “Allah tahu yang terbaik untukku” bisa menjadi tameng hati dari guncangan kehidupan. 2 Meluruskan Niat, Hanya Karena Allah Ikhlas tidak pernah lahir tanpa niat yang benar. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim) Cara sederhana melatihnya: Bekerja → diniatkan mencari rezeki halal Menolong → untuk mendapat ridha Allah, bukan pujian Belajar → untuk memuliakan ilmu Pujian manusia membahagiakan, tetapi tidak menjadi tujuan. Karena amal yang besar sekalipun bisa tak bernilai jika di dalamnya ada riya. 3 Bersyukur dan Menerima Ketentuan Allah Bersyukur adalah pupuk bagi hati. Tanpa syukur, hidup terasa sempit. QS. Ibrahim: 7 mengingatkan: Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu. Bentuk syukur dalam hidup: Menghargai nikmat kecil yang sering terlupa Menemukan hikmah dalam setiap cobaan Tidak membandingkan diri dengan orang lain Semakin sering kita berkata “Alhamdulillah”, semakin luas Allah lapangkan hati. 4 Tidak Mengharapkan Balasan dari Manusia Kebaikan sering dibalas kecewa. Tapi orang yang ikhlas tahu: Apapun yang dilakukan karena Allah, pasti Allah balas dengan lebih indah QS. Al-Insan: 9 menjelaskan prinsip ini dengan sangat tegas: Kami memberi makanan… hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah saja. Jika kita berhenti berharap dari manusia: Tidak cepat marah ketika tidak dihargai Tidak putus semangat dalam berbuat baik Tidak terluka oleh sikap orang lain Inilah bentuk kebebasan hati yang luar biasa. 5 Menjadikan Ujian Hidup sebagai Sarana Peningkatan Diri Ujian bukan untuk melemahkan, tapi untuk menaikkan derajat. Allah menjanjikan kabar gembira bagi yang sabar (QS. Al-Baqarah: 155–157). Dalam ujian: Allah ingin kita lebih dekat kepada-Nya Allah ingin menghapus dosa-dosa kita Allah ingin memperkuat hati dan iman kita Ikhlas bukan berarti tidak merasa sakit, tapi tetap percaya pada rencana Allah meski hati sedang terluka. Ikhlas: Perjalanan Seumur Hidup Ikhlas adalah seni tertinggi menjalani hidup. Tak mudah, tapi bisa dilatih setiap hari melalui: ? Meyakini takdir Allah ? Menjaga niat ? Banyak bersyukur ? Berbuat tanpa berharap balasan ? Menjadikan ujian sebagai pendewasaan diri Siapa yang mampu menapaki jalan ini, ia akan merasakan: hati yang tenang pikiran yang jernih hidup yang penuh keberkahan Mari kita mulai hari ini, dari hal kecil… dan semoga Allah menuntun setiap langkah kita menuju ketulusan yang hakiki. “Ya Allah, jadikanlah setiap amal kami hanya untuk-Mu dan karenamu.” Aamiin ya Rabbal ‘alamin
ARTIKEL31/10/2025 | Samsul
Zakat, Infak, dan Sedekah Kekuatan Spiritual yang Menumbuhkan Keberkahan Sosial
Zakat, Infak, dan Sedekah Kekuatan Spiritual yang Menumbuhkan Keberkahan Sosial
Dalam kehidupan seorang Muslim, harta bukan sekadar alat pemuas kebutuhan duniawi, tetapi juga amanah dari Allah SWT yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab. Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah melalui penunaian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) — instrumen yang tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Zakat Pilar Keadilan Ekonomi Umat Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat nisab dan haul. Melalui zakat, terjadi redistribusi kekayaan yang adil, dari yang mampu kepada yang membutuhkan. Inilah instrumen ekonomi Islam yang menegakkan keseimbangan sosial. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103) Dengan zakat, seorang mukmin bukan kehilangan, melainkan justru menyuburkan keberkahan harta. Harta yang dizakati ibarat pohon yang dipangkas rantingnya agar tumbuh lebih kuat dan berbuah lebih banyak. Infak Ladang Pahala yang Tak Pernah Kering Berbeda dengan zakat yang bersifat wajib dan memiliki ketentuan tertentu, infak bersifat lebih luas dan fleksibel. Siapa pun, kapan pun, dan dalam jumlah berapa pun bisa berinfak. Infak bisa berupa uang, tenaga, ilmu, bahkan waktu untuk membantu sesama. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah berkurang harta karena sedekah.” (HR. Muslim) Infak adalah wujud cinta kasih kepada sesama dan bukti keimanan kepada Allah SWT. Setiap rupiah yang diinfakkan menjadi energi sosial yang menggerakkan kebaikan di tengah masyarakat. Sedekah Menyentuh Hati, Menyuburkan Jiwa Sedekah adalah bentuk kepedulian yang paling lembut namun berdampak besar. Ia bisa berupa materi, senyum, atau sekadar menyingkirkan duri dari jalan. Sedekah tidak hanya menolong yang kekurangan, tetapi juga menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hadis lain disebutkan: “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi) Setiap sedekah, sekecil apa pun, adalah bukti nyata bahwa kasih sayang masih hidup di hati umat. Menunaikan ZIS Melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat Sebagai lembaga resmi yang diberi amanah oleh negara dan umat, BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat hadir untuk memastikan setiap rupiah zakat, infak, dan sedekah dikelola dengan amanah, transparan, dan tepat sasaran. Dana yang terhimpun disalurkan melalui berbagai program: pemberdayaan ekonomi mustahik, bantuan pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dan penguatan keagamaan di tingkat desa hingga kabupaten. Mari bersama wujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat melalui semangat berbagi. Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah Anda melalui: Kantor Digital BAZNAS Tubaba: https://kabtubaba.baznas.go.id/sedekah Atau langsung ke Kantor BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat “Karena setiap rupiah yang Anda titipkan adalah cahaya yang menerangi kehidupan orang lain.”
ARTIKEL24/10/2025 | Samsul
Menghidupkan Keberkahan Melalui Zakat, Infak, dan Sedekah
Menghidupkan Keberkahan Melalui Zakat, Infak, dan Sedekah
Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, sering kali manusia terjebak dalam kesibukan mencari rezeki tanpa sempat merenungkan makna keberkahan di dalamnya. Padahal, Islam telah mengajarkan sebuah jalan mulia agar harta yang kita miliki tidak hanya bernilai duniawi, tetapi juga bernilai ukhrawi — melalui Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). 1. Zakat : Membersihkan Harta, Menyucikan Jiwa Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dan memiliki kedudukan sangat tinggi. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka...” Zakat bukan sekadar kewajiban finansial, tetapi juga ibadah sosial yang menumbuhkan rasa empati dan tanggung jawab terhadap sesama. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim membantu menghapus kesenjangan sosial dan mengokohkan solidaritas umat. 2. Infak : Menebar Manfaat di Setiap Kesempatan Berbeda dengan zakat yang memiliki ketentuan nisab dan haul, infak dapat dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa pun. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap hari ketika matahari terbit, setiap sendi-sendi manusia wajib bersedekah...” (HR. Bukhari dan Muslim) Infak membuka jalan bagi setiap Muslim untuk berbuat baik tanpa menunggu kaya. Sebab, setiap rupiah yang dikeluarkan di jalan Allah akan kembali dengan keberkahan yang berlipat ganda. 3. Sedekah : Kebaikan yang Tak Pernah Mati Sedekah adalah amal yang paling mudah dilakukan, namun memiliki dampak luar biasa. Ia tidak terbatas pada harta, tetapi juga mencakup senyum, tenaga, ilmu, dan perhatian. Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim) Artinya, sedekah justru menjadi magnet rezeki dan pelindung dari kesempitan hidup. Harta yang disedekahkan tidak hilang, melainkan disimpan dalam tabungan akhirat yang kekal. Mengalirkan Kebaikan Melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat Kini, berzakat, berinfak, dan bersedekah semakin mudah melalui Kantor Digital BAZNAS Tulang Bawang Barat di www.baznastubaba.my.id. Setiap donasi Anda akan disalurkan secara transparan, akuntabel, dan tepat sasaran kepada mustahik yang membutuhkan — mulai dari fakir miskin, disabilitas, yatim piatu, hingga program pemberdayaan ekonomi umat. Mari kita hidupkan kembali semangat kepedulian sosial. Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Anda melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat. Karena dengan memberi, kita justru akan menerima lebih banyak keberkahan.
ARTIKEL20/10/2025 | Samsul
Keutamaan Hari Jumat dalam Perspektif Al-Qur’an, Hadis, dan Ushul Fiqh
Keutamaan Hari Jumat dalam Perspektif Al-Qur’an, Hadis, dan Ushul Fiqh
Hari Jumat adalah hari agung dalam Islam — hari yang Allah muliakan bagi umat Nabi Muhammad ?. Banyak keutamaan, pahala, dan rahmat yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah, dan pendekatan Ushul Fiqh, Jumat bukan sekadar hari ibadah mingguan, tetapi juga momentum sosial dan spiritual untuk memperkuat iman serta memperluas manfaat bagi sesama. 1. Landasan Al-Qur’an: Hari Jumat Sebagai Hari Pengingat dan Ibadah Kolektif Allah berfirman dalam QS. Al-Jumu‘ah: 9–10: ??? ???????? ????????? ??????? ????? ??????? ??????????? ??? ?????? ??????????? ?????????? ?????? ?????? ??????? ???????? ????????? ? ????????? ?????? ??????? ??? ??????? ???????????. ??????? ???????? ?????????? ???????????? ??? ????????? ??????????? ??? ?????? ??????? ??????????? ??????? ???????? ???????????? ???????????. “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maka apabila salat telah ditunaikan, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah serta ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu‘ah [62]: 9–10) Penjelasan Tafsir: Menurut Tafsir Ibn Katsir (Juz 8, hal. 109), ayat ini menunjukkan dua makna besar Jumat: Aspek ibadah: wajib menghadiri shalat Jumat, meninggalkan aktivitas duniawi sementara waktu. Aspek sosial-ekonomi: setelah ibadah, dianjurkan beraktivitas mencari rezeki dan menebar manfaat. Artinya, Jumat bukan hari pasif, tapi hari sinergi antara ibadah dan produktivitas, yang kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk amal sosial — termasuk zakat, infak, dan sedekah. 2. Dalil Hadis: Hari Terbaik Sepanjang Pekan Rasulullah ? bersabda: “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim, No. 854; juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi) Hadis lain menyebut: “Di dalamnya (hari Jumat) terdapat satu waktu, yang apabila seorang hamba Muslim berdoa kepada Allah bertepatan dengannya, maka Allah pasti akan memberinya apa yang dia minta.” (HR. Bukhari No. 935, Muslim No. 852) Dan dalam riwayat lain: “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat, karena shalawat kalian disampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 1047, Ahmad Juz 2 Hal. 367) Kesimpulan dari hadis-hadis ini: Hari Jumat memiliki kedudukan spiritual tertinggi dibanding hari lain karena: Hari penciptaan manusia pertama (Adam a.s). Terdapat sa‘at mustajab (waktu mustajab doa). Didorong untuk memperbanyak amal saleh, dzikir, dan sedekah. 3. Perspektif Ushul Fiqh: Mengapa Jumat Dimuliakan Secara Syari‘at Dalam Ushul Fiqh, keutamaan Jumat dapat dijelaskan melalui tiga konsep penting: a. Dalâlah Nash (Petunjuk Tekstual) Dalam ilmu Ushul Fiqh, dalâlah menunjukkan hubungan makna teks dengan hukum. Ayat QS. Al-Jumu‘ah: 9–10 menunjukkan dalâlah ‘ibârah (makna eksplisit), yaitu perintah shalat Jumat dan larangan berjual beli saat adzan. Namun, melalui dalâlah isyârah (makna tersirat), ayat itu juga memberi petunjuk agar umat Islam menjadikan Jumat sebagai momentum spiritual dan sosial — menyatukan ibadah, kerja, dan sedekah. b. Kaedah Fiqhiyyah: “Al-‘Ibrah bi ‘Umûm al-Lafzh lâ bi Khushûsh as-Sabab” Artinya: “Yang menjadi pegangan adalah keumuman lafaz, bukan kekhususan sebab.” Kaidah ini menunjukkan bahwa keutamaan amal pada hari Jumat tidak hanya terbatas pada shalat, tetapi berlaku untuk seluruh bentuk ibadah — termasuk zakat, infak, dan sedekah. Contohnya, jika shalat Jumat diwajibkan karena keutamaannya, maka amal sosial di hari Jumat pun mendapat keutamaan yang serupa, karena masih dalam kerangka “dzikrullah” (mengingat Allah). c. Maqâshid asy-Syari‘ah (Tujuan Hukum Islam) Dalam Ushul Fiqh al-Islami karya Dr. Wahbah az-Zuhaili (Jilid 2, hal. 112), salah satu tujuan utama syariat Islam adalah: “Tahqîq al-maslahah wa daf‘ al-mafsadah” — Mewujudkan kemaslahatan dan menolak kerusakan. Dengan demikian, memperbanyak sedekah di hari Jumat berarti menjalankan maqâshid syari‘ah: Menjaga harta (hifzh al-mâl) dengan mensucikannya. Menjaga jiwa (hifzh an-nafs) dengan membantu sesama. Menegakkan keadilan sosial yang menjadi nilai inti zakat dan infak. 4. Hikmah Spiritual dan Sosial Hari Jumat Dari sisi spiritual, Jumat adalah hari: Diampuninya dosa bagi yang beribadah dengan ikhlas (HR. Muslim No. 857). Hari penuh doa mustajab. Hari diperbanyak shalawat dan amal kebaikan. Dari sisi sosial, Jumat adalah: Waktu berkumpul umat dalam jamaah terbesar mingguan. Momentum mempererat ukhuwah, membangun solidaritas, dan menebar sedekah. Oleh karena itu, hari Jumat adalah hari amal sosial terbesar dalam Islam. Sedekah pada hari ini lebih utama karena pahalanya berlipat sebagaimana dijelaskan Imam Ibnul Qayyim dalam Zad al-Ma’ad, Juz 1 hal. 375: “Sedekah pada hari Jumat dibandingkan dengan hari lain seperti sedekah pada bulan Ramadan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.” 5. Penutup: Jumat, Hari Zakat dan Kebaikan Bersama Hari Jumat adalah anugerah mingguan. Ia menyatukan ibadah dan kepedulian, dzikir dan tindakan sosial. Setiap muslim hendaknya menjadikan hari Jumat sebagai momentum mensucikan diri dan harta, sebagaimana sabda Nabi ?: “Sebaik-baik sedekah adalah yang diberikan pada hari Jumat.” (HR. Abu Dawud No. 1047; dalam sebagian riwayat disebut Hasan) Maka dari itu, marilah kita isi hari Jumat dengan amal terbaik — menunaikan zakat, infak, dan sedekah sebagai wujud syukur dan keimanan. Ajakan untuk Kebaikan Dari Jumat penuh barakah, lahir keberkahan tanpa batas. Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Anda melalui: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat Lembaga resmi yang amanah dalam menyalurkan harta umat untuk memberdayakan yang lemah, membantu yang membutuhkan, dan menebar maslahat di seluruh penjuru negeri. Salurkan ZIS Anda hari ini. Karena setiap Jumat adalah kesempatan untuk menanam pahala dan menumbuhkan keberkahan. Referensi: Al-Qur’an Surah Al-Jumu‘ah [62]: 9–10 Sahih Muslim, Kitab al-Jumu‘ah, No. 854, 857 Sahih Bukhari, Kitab al-Jumu‘ah, No. 935 Tafsir Ibn Katsir, Juz 8, hal. 109 Zad al-Ma‘ad fi Hadyi Khair al-‘Ibad, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Juz 1, hal. 375 Ushul al-Fiqh al-Islami, Dr. Wahbah az-Zuhaili, Jilid 2, hal. 112–115 Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari‘ah, Imam al-Syatibi, Jilid 2, hal. 8
ARTIKEL10/10/2025 | Samsul
Keutamaan Hari Selasa dalam Pandangan Islam
Keutamaan Hari Selasa dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, setiap hari memiliki keutamaannya masing-masing. Tidak ada hari yang diciptakan Allah tanpa hikmah dan keistimewaan. Salah satunya adalah hari Selasa, hari ketiga dalam hitungan pekan yang juga memiliki makna spiritual mendalam jika dikaji melalui Al-Qur’an, Hadis, dan pendekatan Ushul Fiqh. 1. Hari Selasa dan Sunnatullah dalam Penciptaan Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Dan Dia (Allah) yang menciptakan bumi dalam dua masa, dan Dia menjadikan padanya gunung-gunung dan memberkahinya..." (QS. Fushshilat: 9–10) Menurut para ahli tafsir, proses penciptaan bumi berlangsung selama enam masa, dan sebagian ulama berpendapat bahwa hari Selasa termasuk dalam masa Allah menegakkan kekuatan dan ketegasan di bumi. Maka, hari Selasa mengandung makna ‘azm (keteguhan) dan quwwah (kekuatan). Hari ini menjadi simbol semangat berjuang, berikhtiar, dan melawan kelemahan diri, karena di dalamnya terkandung makna kekuatan yang diberikan Allah kepada manusia untuk melaksanakan amanah kehidupan. 2. Isyarat Hadis tentang Hari Selasa Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ? disebutkan sering memilih waktu tertentu untuk berobat atau memulai aktivitas dengan pertimbangan hikmah dari hari-hari tertentu. Diriwayatkan dalam kitab Zad al-Ma’ad karya Ibnul Qayyim bahwa: "Rasulullah pernah berbekam pada hari Selasa dan beliau bersabda bahwa hari itu adalah hari keluarnya darah." (Ibnul Qayyim, Zad al-Ma’ad, Juz 4) Hadis ini menunjukkan bahwa hari Selasa adalah waktu yang baik untuk penyembuhan, pemulihan, dan membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual. Maka, hari ini juga menjadi momentum untuk membersihkan harta dan hati melalui zakat, infak, dan sedekah. 3. Pendekatan Ushul Fiqh Hikmah di Balik Setiap Hari Dalam kajian Ushul Fiqh, terdapat kaidah penting: "Al-hukmu yadûru ma‘a ‘illatihi wujûdan wa ‘adaman" (Hukum berlaku sesuai dengan sebabnya, ada atau tidaknya). Artinya, kebaikan suatu amal tidak tergantung pada hari tertentu, tetapi pada niat dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Namun, memilih hari-hari baik seperti Selasa untuk memperbanyak amal saleh termasuk dalam bentuk tathawwu’ (sunnah yang dianjurkan), karena di dalamnya ada semangat tazkiyah — penyucian diri dan harta. Dengan semangat itu, menjadikan Selasa sebagai hari untuk memperbanyak amal sosial, kebaikan, dan kepedulian terhadap sesama adalah bentuk implementasi nyata dari nilai-nilai maqashid al-syari‘ah — menjaga jiwa (hifzh al-nafs) dan harta (hifzh al-mal). 4. Jadikan Hari Selasa Sebagai Hari Amal dan Kebaikan Hari Selasa bukan sekadar bagian dari rutinitas pekan, tetapi momentum untuk meneguhkan semangat amal jariyah dan kepedulian sosial. Rasulullah ? bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta, melainkan menambah keberkahan.” (HR. Muslim) Dengan bersedekah di hari Selasa, kita tidak hanya menghidupkan semangat quwwah dan keteguhan, tapi juga menegakkan prinsip keadilan sosial sebagaimana yang diperintahkan dalam Al-Qur’an. Ayo, Jadikan Hari Selasa Sebagai Hari Berkah! Mari isi hari Selasa dengan semangat berbagi. Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat — lembaga resmi yang amanah dalam menyalurkan kebaikan Anda kepada yang berhak. “Dari Selasa penuh semangat, lahir keberkahan tanpa batas.” Klik dan salurkan ZIS Anda sekarang untuk keberkahan dunia dan akhirat.
ARTIKEL07/10/2025 | Samsul
BAZNAS Adalah Cahaya Keadilan dan Kesejahteraan Umat
BAZNAS Adalah Cahaya Keadilan dan Kesejahteraan Umat
Makna dan Kedudukan BAZNAS dalam Islam dan Negara BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) adalah lembaga resmi yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara nasional, transparan, dan sesuai syariat Islam. Kelahiran BAZNAS merupakan wujud nyata sinergi antara agama dan negara dalam membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dasarnya tertuang dalam: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, serta diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2001. Melalui dasar hukum ini, BAZNAS ditetapkan sebagai lembaga pemerintah non-struktural yang memiliki kewenangan mengelola dana zakat secara nasional — dari pusat hingga kabupaten/kota — dengan tanggung jawab moral dan spiritual yang besar di hadapan Allah dan rakyat. Landasan Qurani: Zakat Sebagai Amanah Ilahi Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103: "Khudz min amwâlihim shadaqatan tuthahhiruhum wa tuzakkîhim bihâ..." “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” Ayat ini menjadi fondasi perintah zakat sebagai instrumen penyucian harta dan jiwa. BAZNAS hadir sebagai pelaksana amanah tersebut — memastikan zakat yang ditunaikan sampai kepada delapan golongan yang berhak (asnaf), sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah: 60. “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang fakir, miskin, amil zakat, muallaf, untuk memerdekakan budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan.” (QS. At-Taubah: 60) Ayat ini menegaskan bahwa pengelolaan zakat bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan ibadah yang memiliki tata aturan syariat, di mana peran amil seperti BAZNAS menjadi bagian dari sistem ibadah yang sah dan mulia. Hadis Nabi dan Semangat BAZNAS Rasulullah ? bersabda: “Tidak akan berkurang harta karena sedekah.” (HR. Muslim no. 2588) “Sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi no. 614) Hadis-hadis ini mengajarkan bahwa menunaikan zakat dan sedekah bukanlah kehilangan, melainkan investasi abadi yang mendatangkan keberkahan dunia dan akhirat. BAZNAS hadir sebagai perpanjangan tangan umat Islam untuk menyalurkan kebaikan itu dengan aman, sah, dan tepat sasaran. Fungsi dan Amanah BAZNAS Sebagai lembaga resmi, BAZNAS menjalankan empat fungsi utama: Pengumpulan (himpunan) dana ZIS dari masyarakat muslim yang telah mencapai nisab. Pendayagunaan dan pendistribusian kepada penerima yang berhak (fakir, miskin, gharim, fi sabilillah, dan lainnya). Pengawasan dan pelaporan yang transparan, diaudit secara syariah dan keuangan. Edukasi dan dakwah zakat, mengajak masyarakat memahami nilai sosial dan spiritual zakat. Di setiap tingkatannya — termasuk BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat, lembaga ini menjadi pelita yang menyalakan harapan umat melalui program: Bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana, Beasiswa pendidikan dan pembinaan santri, Bantuan usaha mikro dan ekonomi produktif, Layanan kesehatan mustahik, serta dakwah dan pembinaan keagamaan. Perspektif Ushul Fiqh: Mengelola Zakat Secara Jama’i (Kolektif) Dalam ilmu Ushul Fiqh, terdapat kaidah: "Mâ lâ yatimmul wâjibu illâ bihî fahuwa wâjib." “Sesuatu yang tidak sempurna kewajiban kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib pula.” Artinya, jika zakat tidak dapat dikelola secara baik tanpa lembaga pengatur seperti BAZNAS, maka pembentukan lembaga amil zakat menjadi kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi umat dan negara. Dengan demikian, keberadaan BAZNAS bukan hanya administratif, tetapi bagian dari perintah syariat untuk menegakkan sistem zakat yang tertib, adil, dan bermanfaat. Mengapa Harus Melalui BAZNAS? Sah secara syar’i dan legal negara. Ditetapkan melalui UU dan diawasi oleh BAZNAS RI serta Kementerian Agama. Amanah dan transparan. Setiap rupiah tercatat, disalurkan dengan akuntabilitas tinggi, dan diaudit secara rutin. Memberdayakan, bukan sekadar memberi. Dana zakat diolah menjadi program ekonomi produktif, beasiswa, dan kesehatan mustahik. Menghidupkan nilai ukhuwah dan keadilan sosial. Dengan zakat, umat saling menguatkan dan membangun masyarakat madani yang berkeadilan. Ayo, Jadikan Zakat sebagai Jalan Cahaya! Mari kita hidupkan semangat Islam yang menebar manfaat. Zakat, infak, dan sedekah yang Anda tunaikan melalui BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat bukan hanya menolong sesama, tetapi juga membersihkan hati, menyuburkan harta, dan menegakkan keadilan sosial. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103) Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah Anda melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat. Amanah – Transparan – Berdampak. Bersama BAZNAS, Zakat Jadi Kuat – Umat Jadi Hebat.
ARTIKEL07/10/2025 | Samsul
Mengapa Rasulullah Mencintai Hari Senin? Inilah Waktu Tepat Menebar Kebaikan!
Mengapa Rasulullah Mencintai Hari Senin? Inilah Waktu Tepat Menebar Kebaikan!
Hari Senin sering dianggap sebagai awal pekan yang penuh semangat untuk kembali beraktivitas. Namun, dalam pandangan Islam, hari Senin juga memiliki keutamaan spiritual yang luar biasa, karena merupakan hari yang istimewa di sisi Allah SWT. Rasulullah ? bersabda: “Amal perbuatan diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka aku senang amal perbuatanku diperlihatkan dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa hari Senin adalah momentum penting bagi setiap Muslim untuk memperbanyak amal saleh, termasuk puasa, berzikir, dan berbagi kebaikan. Rasulullah ? sendiri dilahirkan pada hari Senin, dan beliau juga memulai banyak amal kebaikan di hari tersebut. Maka, tidak berlebihan jika kita menjadikan hari Senin sebagai hari untuk memperbaharui niat dan memperkuat kepedulian sosial. Setiap hari adalah kesempatan untuk berbuat baik, tetapi hari Senin menjadi momen istimewa untuk memperbanyak sedekah. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan: “Sedekah tidak akan mengurangi harta, dan Allah akan menambah kemuliaan bagi orang yang memberi.” Dengan bersedekah di awal pekan, kita mendahului minggu dengan keberkahan. Harta yang dikeluarkan di jalan Allah tidak akan berkurang, justru akan dilipatgandakan dan menjadi sebab datangnya rezeki yang lebih luas. Dengan berzakat dan bersedekah melalui BAZNAS Tulang Bawang Barat, Anda tidak hanya membantu sesama, tetapi juga membangun kekuatan umat dan keberkahan daerah. Hari Senin adalah waktu terbaik untuk membuka lembaran baru dengan amal kebaikan. Jadikan semangat Rasulullah ? sebagai teladan: mulai pekan dengan ibadah, kerja keras, dan kepedulian sosial. Salurkan Zakat, Infak, dan Sedekah Anda melalui: BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat #DariKitaUntukTubabaBerkah
ARTIKEL06/10/2025 | Samsul
Keutamaan Sedekah di Hari Jum’at Investasi Amal yang Tak Pernah Rugi
Keutamaan Sedekah di Hari Jum’at Investasi Amal yang Tak Pernah Rugi
Hari Jum’at dikenal sebagai sayyidul ayyam—penghulu segala hari. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalamnya terdapat keistimewaan dan keberkahan yang tidak dimiliki oleh hari lainnya. Bukan hanya dianjurkan memperbanyak dzikir, membaca shalawat, dan shalat Jum’at, tetapi juga bersedekah di hari Jum’at memiliki nilai keutamaan yang lebih besar dibandingkan hari-hari lainnya. Mengapa Sedekah di Hari Jum’at Lebih Utama? Hari Penuh Keberkahan Jum’at adalah hari di mana doa-doa mustajab lebih mudah dikabulkan. Sedekah yang dilakukan di hari Jum’at dilipatgandakan pahalanya. Mengikuti Sunnah Para Salafus Shalih Para ulama terdahulu sangat mengutamakan sedekah di hari Jum’at. Mereka menilai sedekah di hari ini bagaikan bersedekah di bulan Ramadhan. Menghapus Dosa dan Menolak Bala Sedekah menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa kecil dan sebagai perisai dari musibah yang bisa menimpa. Menambah Keberkahan Harta Allah menjanjikan bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah, bahkan akan dilipatgandakan menjadi rezeki yang lebih berkah. Dalam Islam, sedekah tidak terbatas hanya pada memberi makanan atau uang kepada fakir miskin. Kita juga dianjurkan menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui lembaga resmi agar penyalurannya lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat yang luas. Di Kabupaten Tulang Bawang Barat, BAZNAS Tubaba hadir sebagai lembaga resmi yang mengelola dana umat dengan amanah, profesional, dan penuh tanggung jawab. Melalui BAZNAS Tubaba, sedekah kita akan disalurkan ke berbagai program: Bidang kemanusiaan (bantuan bencana, fakir miskin) Bidang pendidikan (beasiswa untuk anak dhuafa) Bidang kesehatan (bantuan pengobatan mustahik) Bidang ekonomi (modal usaha produktif) Bidang dakwah & advokasi (pemberdayaan umat dan dakwah Islam) Jangan biarkan hari Jum’at berlalu tanpa sedekah terbaik. Jadikan Jum’at ini sebagai momentum untuk menguatkan kepedulian, memperbanyak amal jariyah, dan menggapai keberkahan dunia akhirat. Salurkan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Tubaba sekarang juga! Karena setiap rupiah yang Anda titipkan, akan menjadi ladang pahala yang terus mengalir.
ARTIKEL02/10/2025 | Samsul
Zakat, Infak, dan Sedekah Pilar Kepedulian Sosial Umat Islam
Zakat, Infak, dan Sedekah Pilar Kepedulian Sosial Umat Islam
Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) merupakan instrumen utama dalam ajaran Islam untuk mewujudkan keadilan sosial dan distribusi kesejahteraan. Tiga istilah ini sering digunakan bergantian, padahal memiliki pengertian dan ketentuan hukum yang berbeda. Artikel ini akan mengulas dasar syariat, perbedaan, serta peran ZIS dalam konteks sosial-ekonomi modern. Dasar Syariat ZIS Zakat adalah kewajiban yang menjadi salah satu rukun Islam. Allah SWT berfirman: “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat...” (QS. Al-Baqarah [2]: 43). Golongan penerima zakat (asnaf) dijelaskan dalam QS. At-Taubah [9]: 60. Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan kebaikan. Allah berfirman: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir...” (QS. Al-Baqarah [2]: 261). Sedekah memiliki makna lebih luas, mencakup bantuan harta maupun nonmateri. Rasulullah ? bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi). Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah Aspek Zakat Infak Sedekah Hukum Wajib bagi yang memenuhi syarat Sunnah (anjuran) Sunnah (lebih luas) Ketentuan Ada nisab dan haul Bebas, tanpa nisab Bebas, tanpa batas Penerima 8 golongan asnaf Fleksibel Fleksibel Bentuk Harta tertentu (emas, perak, perdagangan, pertanian, profesi) Harta umum Harta atau non-harta (senyum, doa, tenaga) Peran ZIS dalam Pembangunan Sosial-Ekonomi 1. Instrumen pengentasan kemiskinan Zakat berfungsi mendistribusikan kekayaan dari golongan mampu kepada mustahik. Jika dikelola optimal, potensi zakat Indonesia bisa mencapai lebih dari Rp 300 triliun per tahun[^1]. 2. Pertumbuhan ekonomi Penelitian menunjukkan bahwa zakat, infak, dan sedekah mampu meningkatkan human development index (HDI) serta menurunkan tingkat pengangguran[^2]. 3. Era digital & crowdfunding Saat ini, pembayaran ZIS makin mudah melalui platform digital. Namun, kepercayaan dan edukasi tetap penting agar generasi milenial dan Gen-Z ikut aktif[^3]. 4. Respons terhadap krisis Pada masa pandemi COVID-19, ZIS menjadi solusi cepat dalam menyediakan bantuan kesehatan, sembako, dan modal usaha mikro bagi masyarakat terdampak[^4]. Hikmah dan Manfaat ZIS Menyucikan harta dan jiwa Menumbuhkan empati sosial Mengurangi kesenjangan ekonomi Membawa keberkahan hidup Kesimpulan Zakat, infak, dan sedekah adalah ibadah sosial yang tidak hanya berdimensi spiritual, tetapi juga berimplikasi besar terhadap pembangunan sosial-ekonomi. Dengan pengelolaan profesional, ZIS bisa menjadi solusi nyata untuk mengurangi kemiskinan, memperkuat solidaritas, dan menghadirkan keadilan sosial. Daftar Pustaka Yusuf al-Qaradawi. Fiqhuz Zakat. Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1991. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. ResearchGate. The Effect of Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), Human Development Index, and Unemployment on Indonesia’s Economic Growth. 2022. Journal UII. Factors Affecting Intention to Pay Zakat via Crowdfunding. 2023.
ARTIKEL01/10/2025 | Samsul
Keutamaan Hari Rabu: Waktu yang Tepat untuk Menebar Kebaikan
Keutamaan Hari Rabu: Waktu yang Tepat untuk Menebar Kebaikan
Tulang Bawang Barat, 20/08/2025 Hari Rabu sering kali dianggap sebagai titik tengah dalam perjalanan minggu. Di hari inilah semangat kerja mulai stabil, pikiran lebih fokus, dan peluang untuk berbuat kebaikan terbuka lebar. Dalam beberapa riwayat, hari Rabu disebut sebagai salah satu hari yang penuh hikmah, di mana doa dan usaha yang dilakukan dapat menjadi wasilah datangnya keberkahan. Bagi sebagian ulama, hari Rabu juga menjadi momentum untuk memulai atau memperbarui amalan kebaikan. Sebab, amalan yang konsisten dilakukan di pertengahan pekan dapat menjadi penguat hati untuk terus beristiqamah hingga akhir pekan. Mengapa Hari Rabu Cocok untuk Zakat, Infak, dan Sedekah? Memupuk Konsistensi Ibadah Memilih hari tertentu untuk menunaikan zakat, infak, atau sedekah dapat menjadi kebiasaan baik yang memudahkan kita menjaga kontinuitas amal. Menghidupkan Semangat di Tengah Minggu Saat rutinitas mulai padat, memberi kepada sesama menjadi penyegar hati yang membawa rasa syukur dan ketenangan. Menjadi Penolong di Saat yang Tepat Banyak saudara kita yang membutuhkan bantuan kapan saja, dan Rabu bisa menjadi momen tepat untuk memberikan uluran tangan. BAZNAS Kabupaten Tulang Bawang Barat siap menjadi perantara amanah Anda untuk membantu fakir miskin, yatim piatu, dan masyarakat yang membutuhkan. Setiap rupiah yang Anda keluarkan akan disalurkan secara tepat sasaran, transparan, dan sesuai syariat : www.baznastubaba.my.id www.kabtubaba.baznas.go.id Mari jadikan hari Rabu ini sebagai awal dari kebiasaan mulia: menunaikan zakat, infak, dan sedekah demi keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
ARTIKEL20/08/2025 | Samsul
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat